Sabtu, 17 Oktober 2015

Teknik Menggosok Gigi yang Benar




Tekniki Menyikat Gigi Yang Baik Dan Benar




Penyikatan gigi, flossing dan profesional propilaksis disadari sebagai komponen dasar dalam menjaga kebersihan mulut. Keterampilan penyikatan gigi harus diajarkan dan ditekankan pada anak di segala umur. Anak di bawah umur 5 tahun tidak dapat menjaga kebersihan mulutnya secara benar dan efektif maka orang tua harus melakukan penyikatan gigi anak setidaknya sampai anak berumur 6 tahun kemudian mengawasi prosedur ini secara terus menerus.

Menurut para ahli, menyikat gigi yang tidak teratur dapat menyebabkan bau mulut, gigi
berlubang dan juga penyakit periodontal (penyakit gusi). Walaupun aktifitas menyikat gigi sudah menjadi bagian dari rutinitas kegiatan sehari-hari sejak manusia mampu mengingat, namun masih terdapat kesalahan-kesalahan ketika menggosok gigi. Dari tata cara menyikat gigi, pemilihan sikat gigi, sehingga tak ayal timbul keluhan pada kondisi kesehatan oral. Untuk langkah pertama, bisa diawali dengan memilih sikat gigi yang tepat.



TIPS MEMILIH SIKAT GIGI


  1. Bulu sikat jangan terlalu keras/terlalu lembut/terlalu jarang
  2. Pilih yang bulu sikatnya lembut tapi cukup kuat untuk melepas kotoran di gigi
  3. Pilih sikat gigi dengan permukaan bulu rata (permukaan zig-zag belum tentu pas dengan lekuk gigi sehingga tidak efektif).
  4. Ujung kepala sikat menyempit (mudah menjangkau gigi pada seluruh bagian mulut).
  5. Ganti sikat gigi tiap 2 bulan sekali atau bila bulu sikat sudah rusak/kasar dan simpan ditempat kering.
  6. Menstimulasi gusi (membantu gusi tetap sehat dan tidak mudah sariawan
Kemudian,Cara Menyikat Gigi Yang Memenuhi Standar Kesehatan adalah Sebagai Berikut:
TEKNIK MENGGOSOK GIGI
  1. Permukaan LuarBulu sikat membentuk sudut 45 derajat, dimulai dari daerah gusi tepi yaitu batas antara gusi dengan gigi lalu lakukan gerakan memutar perlahan, dengan demikian plak akan terlepas dari setiap gigi. 
  2. Permukaan DalamSikat gigi di arahkan vertical dan gunakan ujung bulu sikat untuk membersihkan bagian dalam gigi depan bawah dan kebalikan untuk gigi depan atas. Untuk gigi posterior (belakang), permukaan dalam dibersihkan dengan cara yang sama dengan membersihkan permukaan luar. Gerakan sebaiknya satu arah, dari atas ke bawah untuk gigi atas dan dari bawah ke atas untuk gigi bawah
  3. Permukaan Oklusal/kunyahPermukaan oklusal (atas gigi) dibersihkan dengan gerakan maju mundur. Jangan lupa sikat juga permukaan lidah, agar makanan yang masih menempel bisa hilang dengan maksimal
  4. Untuk gigi posterior (belakang), permukaan dalam dibersihkan dengan cara yang sama dengan membersihkan permukaan luar.
  5. Kumur – kumur sebanyak 2-3 kali, untuk membilas seluruh permukaan rongga mulut yang sudah di sikat.

Menurut Depkes RI (1996), cara menggosok gigi adalah:

  1. Pada permukaan labial sikat gigi digerakkan dengan gerakan maju mundur yang pendek. Artinya sikat gigi digerak-gerakkan ditempat. Gosok terlebih  dahulu gigi-gigiyang terletak dibelakang.
  2. Sesudah itu, barulah sikat gigi dipindahkan ke tempat berikutnya, kemudian gosoklah gigi depan.
  3. Pada gigi permukaan dekat lidah,gosok dahulu gigi-gigi yang terletak di belakang, kemudian dilanjutkan bagian depan.
  4. Pada permukaan dataran pengunyahan dari gigi.
  5. Rahang atas maupun rahang bawah  digosok dengan gerakan maju mundur. Cara ini merupakan cara yang dianjurkan, karena menyikat giginya dilakukan berulang-ulang pada satu tempatdahulu baru pindah ke tempat lain.


Hal yang perlu diperhatikan dalam menggosok gigi Hal yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi adalah (Rahmadhan, 2010):

 a. Waktu menggosok gigi Menggosok gigi minimal dua kali dalam sehari, yaitu pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Hal ini disebabkan karena dalam waktu 4 jam, bakteri mulai bercampur dengan makanan dan membentuk plak gigi. Menyikat gigi setelah makan bertujuan untuk menghambat proses tersebut. Lebih baik lagi menambah waktu menyikat gigi setelah makan siang atau minimal berkumur air putih setiap habis makan.



b. Menggosok gigi dengan lembut Menyikat gigi yang terlalu keras dapat menyebabkan kerusakan gigi dan gusi. Menggosok gigi tidak diperlukan tekanan yang kuat karena plak memiliki konsistensi yang lunak, dengan tekanan yang ringan plak akan terbuang.

 c. Durasi dalam menggosok gigi Menggosok gigi yang terlalu cepat tidak akan efektif membersihkan plak. Menggosok gigi yang tepat dibutuhkan durasi minimal 2 menit.

d. Rutin mengganti sikat gigi Sikat gigi yang sudah berusia 3 bulan sebaiknya diganti karena sikat gigi tersebut akan kehilangan kemampuannya untuk membersihkan gigi dengan baik. Apabila kerusakan sikat gigi terjadi sebelum berusia 3 bulan merupakan tanda bahwa saat menggosok gigi tekanannya terlalu kuat.

 e. Menjaga kebersihan sikat gigi Kebersihan sikat gigi merupakan hal yang paling utama karena sikat gigi adalah salah satu sumber menempelnya kuman penyakit.

f. Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride Pasta gigi berperan penting dalam membersihkan dan melindungi gigi dari kerusakan karena pasta gigi mengandung fluoride. Penggunaan pasta gigi tidak perlu berlebihan karena yang terpenting dalam membersihkan gigi adalah teknik menggosok gigi. Setelah melakukan gosok gigi tapi masih terdapat kotoran maka dapat juga dibersihkan dengan cara flosing yaitu metode membersihkan gigi dengan menggunakan benang gigi.


Menggosok gigi yang baik apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
  1. Sikat Gigi. Posisi kepala sikat membentuk sudut 45° di daerah perbatasan antara gigi dan gusi
  2. Gerakkan sikat dengan lembut dan memutar, sikat bagian luar permukaan setiap gigi.
  3. Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat gigi bagian dalam permukaan gigi
  4. Gosok semua bagian gigi yang digunakan untuk mengunyah. Gunkan hanya ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi dengan tekanan ringan sehingga bulu sikat tidak membengkok.
  5. Untuk membersihkan gigi bagian dalam , gosok gigi dengan posisi tegak dan gerakan kearah atas dan bawah melewati garis gigi
  6. Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar nafas lebih segar
  7. Ganti sikat gigi apabila bulu sikat sudah rusak
  8. Jangan meminjamkan sikat gigi karena mengandung banyak bakteri yang dapat berpindah walaupun sudah dibersihkan.
Manfaat Menggosok Gigi
  1. Mulut bersih dan gigi bersih
  2. Menurunkan mikroorganisme dalam mulut, dan gigi
  3. Menurunkan penyakit gigi dan gusi
  4. Menurunkan pembentukan sisa makanan pada gigi
  5. Memperbaiki nafsu makan dan rasa pada makanan
  6. Memudahkan kenyamanan
  7. Merangsang sirkulasi pada jaringan lidah dan gusi
  8. Memperbaiki penampilan dan harga diri
  9. Menstimulasi gusi (membantu gusi tetap sehat dan tidak mudah sariawan)
Let's Play This Vidio :)


Sumber Referensi:
  • E-Jurnal,Kesehatan Gigi dan Mulut
  • Jurnal Kedokteran Gigi,Cara Menyikat Gigi yang Benar
  • Dinkes
  • Jurnal Unimus Vol.2 2013


Rabu, 14 Oktober 2015

GigiKaries gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang paling sering ditemui. Penyakit ini ditandai dengan adanya kerusakan pada jaringan keras gigi itu sendiri (lubang pada gigi).
Bakteri yang paling berperan dalam menyebabkan karies adalah streptococcus mutans. Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang normal. Bakteri dapat mengubah semua makanan, terutama gula menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan dan ludah akan membentuk lapisan lengket yang melekat pada permukaan gigi. Lapisan lengket inilah yang disebut plak. Plak akan terbentuk 20 menit setelah makan. Zat asam dalam plak akan menyebabkan jaringan keras gigi larut dan terjadilah karies. 
Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat berwarna coklat atau hitam. Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah besar dan mengenai persyarafan dari gigi tersebut. Pada karies yang cukup dalam biasanya keluhan yang sering dirasakan pasien adalah rasa ngilu bila gigi terkena rangsang panas, dingin atau manis.
Bila dibiarkan, karies akan bertambah besar dan dapat mencapai kamar pulpa, yaitu rongga dalam gigi yang berisi jaringan syaraf dan pembuluh darah. Bila sudah mencapai kamar pulpa akan terjadi proses peradangan yang menyebabkan rasa sakit yang berdenyut. Lama kelamaan, infeksi bakteri dapat menyebabkan kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke jaringan tulang penyangga gigi, sehingga dapat terjadi abses.

Pemeriksaan

Pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter gigi adalah pemeriksaan klinis disertai dengan pemeriksaan radiografik bila dibutuhkan, tes sensitivitas pada gigi yang dicurigai sudah mengalami nekrosis dan tes perkusi untuk melihat apakah infeksi sudah mencapai jaringan penyangga gigi.
Pencegahan
1. Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride 2x sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.
2. Lakukan flo­ss­ing meng­gunakan be­nang gi­gi (dental floss) untuk meng­angkat plak dan sisa makanan yang tersangkut di anatara celah gigi-geligi.
3. Hindari makanan yang terlalu manis dan lengket juga kurangi minum minuman yang manis seperti soda.
4. Lakukan kun­jungan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali, khususnya untuk membersihkan karang gigi.
5. Perhatikan diet pada ibu hamil dan pastikan kelengkapan asupan nutrisi, terutama kalsium dan fluor, karena pembentukan benih gigi bayi dimulai pada awal trisemester pertama.
6. Penggunaan fluoride baik secara sistemik (vitamin, makanan) atau lokal (pasta gigi, aplikasi topikal fluor)
Pe­na­tala­ksanaan
Biasanya perawatan yang diberikan adalah pembersihan jaringan gigi yang terkena karies dan penambalan. Bahan tambal yang digunakan dapat bermacam-macam, misalnya resin komposit (penambalan dengan sinar dan bahannya sewarna gigi), glass ionomer cement (GIC), kompomer atau amalgam (kini sudah jarang digunakan).
Pada lubang gigi yang besar dibutuhkan restorasi yang lebih kuat, biasanya digunakan inlay atau onlay, bahkan mungkin mahkota tiruan. Pada karies yang sudah mengenai jaringan pulpa, perlu dilakukan perawatan saluran syaraf. Bila kerusakan sudah terlalu luas dan gigi tidak dapat diperbaiki lagi, maka harus dilakukan pencabutan.
Karies pada Anak
Karies pada gigi anak janganlah dianggap sepele karena ini akan berpengaruh pada kesehatan gigi anak pada masa depannya. Pencegahan dan pengobatan karies pada gigi anak bisa dilakukan dengan mudah. Cara yang paling jitu adalah dengan melakukan langkah-langkah berikut ini:
1. Ajarkan anak untuk membiasakan sikat gigi setelah makan maupun sebelum tidur.
2. Bersihkan permukaan gigi dari plak yang menempel agar sisa-sisa makanan terangkat.
3. Kurangi mengonsumsi yang manis-manis seperti buah, permen dan coklat.
4. Rajinlah berkumur setelah makan atau minum sesuatu terutama setelah minum yang manis.
5. Hindari konsumsi soda atau minuman.
6. Periksakan kesehatan gigi dengan teratur untuk mencegah munculnya karies gigi pada anak.
Bagaimana bila sudah terlanjur menjadi karies pada gigi anak?
1. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah dengan membersihkan areal gigi menggunakan kasa atau sikat gigi secara rutin.
2. Memeriksakan ke dokter gigi untuk mendapatkan perawatan agar karies tidak berkembang dan meluas.
3. Bila gigi sudah berlubang biasanya dokter akan membuang sebagian gigi yang rusak dan menambalnya. Namun sebelumnya dokter gigi akan membersihkan gigi yang berlubang tersebut dari sisa-sisa makanan.
4. Namun bila kerusakan gigi tersebut sangat parah dan saraf giginya mati, maka dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk mencabutnya. Sebab, gigi anak yang mengalami pengeroposan biasanya masih gigi susu. Jadi kalau dicabut masih bisa digantikan oleh tumbuhnya gigi baru yang lebih sehat dan bagus dengan gigi permanen.
5. Bila yang terkena karies gigi adalah gigi permanen, sebaiknya dilakukan perawatan gigi khusus untuk mempertahankannya. (*)
drg Indri Nurul Aini
Penulis adalah dokter gigi di RS Tasik Medika Citratama (TMC)