Rabu, 14 Oktober 2015

GigiKaries gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang paling sering ditemui. Penyakit ini ditandai dengan adanya kerusakan pada jaringan keras gigi itu sendiri (lubang pada gigi).
Bakteri yang paling berperan dalam menyebabkan karies adalah streptococcus mutans. Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang normal. Bakteri dapat mengubah semua makanan, terutama gula menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan dan ludah akan membentuk lapisan lengket yang melekat pada permukaan gigi. Lapisan lengket inilah yang disebut plak. Plak akan terbentuk 20 menit setelah makan. Zat asam dalam plak akan menyebabkan jaringan keras gigi larut dan terjadilah karies. 
Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat berwarna coklat atau hitam. Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah besar dan mengenai persyarafan dari gigi tersebut. Pada karies yang cukup dalam biasanya keluhan yang sering dirasakan pasien adalah rasa ngilu bila gigi terkena rangsang panas, dingin atau manis.
Bila dibiarkan, karies akan bertambah besar dan dapat mencapai kamar pulpa, yaitu rongga dalam gigi yang berisi jaringan syaraf dan pembuluh darah. Bila sudah mencapai kamar pulpa akan terjadi proses peradangan yang menyebabkan rasa sakit yang berdenyut. Lama kelamaan, infeksi bakteri dapat menyebabkan kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke jaringan tulang penyangga gigi, sehingga dapat terjadi abses.

Pemeriksaan

Pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter gigi adalah pemeriksaan klinis disertai dengan pemeriksaan radiografik bila dibutuhkan, tes sensitivitas pada gigi yang dicurigai sudah mengalami nekrosis dan tes perkusi untuk melihat apakah infeksi sudah mencapai jaringan penyangga gigi.
Pencegahan
1. Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride 2x sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.
2. Lakukan flo­ss­ing meng­gunakan be­nang gi­gi (dental floss) untuk meng­angkat plak dan sisa makanan yang tersangkut di anatara celah gigi-geligi.
3. Hindari makanan yang terlalu manis dan lengket juga kurangi minum minuman yang manis seperti soda.
4. Lakukan kun­jungan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali, khususnya untuk membersihkan karang gigi.
5. Perhatikan diet pada ibu hamil dan pastikan kelengkapan asupan nutrisi, terutama kalsium dan fluor, karena pembentukan benih gigi bayi dimulai pada awal trisemester pertama.
6. Penggunaan fluoride baik secara sistemik (vitamin, makanan) atau lokal (pasta gigi, aplikasi topikal fluor)
Pe­na­tala­ksanaan
Biasanya perawatan yang diberikan adalah pembersihan jaringan gigi yang terkena karies dan penambalan. Bahan tambal yang digunakan dapat bermacam-macam, misalnya resin komposit (penambalan dengan sinar dan bahannya sewarna gigi), glass ionomer cement (GIC), kompomer atau amalgam (kini sudah jarang digunakan).
Pada lubang gigi yang besar dibutuhkan restorasi yang lebih kuat, biasanya digunakan inlay atau onlay, bahkan mungkin mahkota tiruan. Pada karies yang sudah mengenai jaringan pulpa, perlu dilakukan perawatan saluran syaraf. Bila kerusakan sudah terlalu luas dan gigi tidak dapat diperbaiki lagi, maka harus dilakukan pencabutan.
Karies pada Anak
Karies pada gigi anak janganlah dianggap sepele karena ini akan berpengaruh pada kesehatan gigi anak pada masa depannya. Pencegahan dan pengobatan karies pada gigi anak bisa dilakukan dengan mudah. Cara yang paling jitu adalah dengan melakukan langkah-langkah berikut ini:
1. Ajarkan anak untuk membiasakan sikat gigi setelah makan maupun sebelum tidur.
2. Bersihkan permukaan gigi dari plak yang menempel agar sisa-sisa makanan terangkat.
3. Kurangi mengonsumsi yang manis-manis seperti buah, permen dan coklat.
4. Rajinlah berkumur setelah makan atau minum sesuatu terutama setelah minum yang manis.
5. Hindari konsumsi soda atau minuman.
6. Periksakan kesehatan gigi dengan teratur untuk mencegah munculnya karies gigi pada anak.
Bagaimana bila sudah terlanjur menjadi karies pada gigi anak?
1. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah dengan membersihkan areal gigi menggunakan kasa atau sikat gigi secara rutin.
2. Memeriksakan ke dokter gigi untuk mendapatkan perawatan agar karies tidak berkembang dan meluas.
3. Bila gigi sudah berlubang biasanya dokter akan membuang sebagian gigi yang rusak dan menambalnya. Namun sebelumnya dokter gigi akan membersihkan gigi yang berlubang tersebut dari sisa-sisa makanan.
4. Namun bila kerusakan gigi tersebut sangat parah dan saraf giginya mati, maka dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk mencabutnya. Sebab, gigi anak yang mengalami pengeroposan biasanya masih gigi susu. Jadi kalau dicabut masih bisa digantikan oleh tumbuhnya gigi baru yang lebih sehat dan bagus dengan gigi permanen.
5. Bila yang terkena karies gigi adalah gigi permanen, sebaiknya dilakukan perawatan gigi khusus untuk mempertahankannya. (*)
drg Indri Nurul Aini
Penulis adalah dokter gigi di RS Tasik Medika Citratama (TMC)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar